Dari kiri: Antropolog Undip Semarang,Prof. Mudjahirin Tohir,Kaban Kesbangpol Semarang,Abdul Haris Ketua DPRD Kota Semarang,Kadarlusman ( poto: M.Taufiq)
Semarang, LPK.
Trankonmasi.com
Sudah sekian lama
rakyat Indonesia merasakan atmosfer kemerdekaan. Tepatnya 75 tahun silam,
negeri ini memproklamirkan diri lepas dari belenggu penjajahan yang telah
beratus-ratus tahun lamamya menyengsarakan rakyat Indonesia. Sebagai generasi
penerus bangsa, kita wajib merawat bangsa ini, dengan cara melanjutkan
cita-cita perjuangan para pendiri bangsa.
Selain melawan
penjajahan, kerja besar para pendiri negara adalah membentuk struktur serta
muatan Indonesia merdeka. Gagasan pembentukan negara Indonesia dilengkapi
orientasi masa depan yang jelas sebagai negeri yang berdaulat dan bercita-cita
memakmurkan rakyatnya dalam segala bidang. Pembangunan kebangsaan Indonesia
belumlah usai. Negara dan semua elemen bangsa berkewajiban untuk terus merawat
kebebasan dan keberagaman.
Seyogyanya, jasa-jasa
pahlawan bangsa dipahami secara utuh oleh masyarakat, tidak hanya sekadar
berjasa mengusir penjajah semata. Semangat kebangsaan Indonesia akan menjadi
panduan bangsa bernegara, karena di setiap zaman akan selalu ada pahlawan.
Wajib bagi semua rakyat untuk merawat kebangsaan Indonesia yang di dalamnya
terkandung cara pandang diri dan tanah air Indonesia yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa menuju masyarakat yang rukun, adil, tolong
menolong dan sejahtera bersama
Ketua DPRD Kota
Semarang, Kadarlusman menjelaskan kondisi saat ini memang berbeda dengan beberapa
puluh tahun lalu.
“Jaman sekarang ini
semuanya serba canggih apalagi dengan handpone kadangkala kita sebagai orang
tua juga sedih manakala anak anak kita tiap hari bangun tidur sudah dihadapkan
dengan teknologi yang serba modern dan canggih," ucapnya.
Menurutnya itu sangat
mengkhawatirkan sekali untuk anak anak
kita sebagai pewaris bangsa tapi mereka sudah terjajah duluan dengan
kecanggihan teknologi saat ini.
“Sehingga kita sebagai
orang tua harus rutin dan jangan boleh berhenti mengingatkan pada anak anak
kita yang pertama hindari itu. paling tidak ada batasan batasan, kalau kita
biarkan begitu saja kita khawatir nanti kedepan tanggung jawab, kewajiban demi
kesadaran masyarakat untuk bisa merawat bangsa ini juga semakin pudar,"
pungkasnya, saat menjadi nara sumber dalam Dialog bersama Parlemen Kota Semarang dengan tema Merawat Kebangsaan Indonesia yang disiarkan langsung MNC Trijaya FM
di ruang Petra 1 Hotel Noormans,jalan Teuku Umar no 27
Jatingaleh,Karangrejo,Kec. Gajahmungkur,Kota Semarang Senin (0/8/2020).
Sementara itu Kaban
Kesbangpol Kota Semarang, Abdul Haris menjelaskan kalau dilihat dari sejarah
negara ini dibentuk sudah dipikirkan oleh para tokoh agama, politik,tokoh
kebangsaan pada kenyataannya hidup
dinegara Indonesia yang terdiri dari berbagai ras,suku,agama, dan kita lahir
sesudah kondiai seperti ini," jelasnya.
" Beberapa bidang
yang sudah masuk seperti teknologi yang canggih dan sebagainya. Dalam rangka
merawat kebangsaan ada beberapa kiat kiat, diantaranya kita sudah melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang bentuknya seperti sosialisasi dimasyarakat," ujar
Haris.
" Untuk.menguatkan
merawat kebangsaan kiat kiat pemerintah, masyarakat dan organisasi seringkali
melakukan pendekatan pendekatan terhadap wawasan kebangsaan terhadap masyarakat yang ada di
indonesia," terangnya.
Pada kesempatan yang
sama, Antropolog Undip Semarang, Prof.Mudjahirin Tohir menegaskan kemerdekaan
tidak semata hasil perjuangan manusia tetapi juga ada keridhoan Tuhan.Manusia
berkumpul untuk merdeka dalam rangka.mwnjadikan kekhalifahannya,menjaga
lingkungannya, sosialnya untuk hidup bersama mengabdi pada Tuhannya, disitu ada
dimensi sosial,politik dan ekonomi," tegasnya.
" Merawat
kebangsaan seharus nya mempertemukan bangsanya itu dalam rangka untuk bersama
sama dalam sebuah tanah air Indonesia," tutup Mudjahirin.
# Taufiq W