Semarang,LPK Trankonmasi.com
Sungguh disayangkan, sejumlah aksi
berujung kerusakan fasilitas umum maupun pribadi terjadi di berbagai kota di
tanah air. Tuntutan rakyat terhadap kebijakan pemerintah semestinya dapat
dicarikan jalan tengah yang baik dan tidak memicu ketegangan. Hal ini semestinya
dapat difilter dengan karakter bangsa yang berazaskan Pancasila sebagai perekat
kesatuan dan persatuan.
Demikian pula hingar-bingar di tengah masyarakat yang mengarah pada kekuasan
dan penguasaan di negeri ini semestinya juga bisa dijembatani dengan karakter
bangsa yang kuat. Perlu diingat kembali bahwa dalam pendidikan karakter
terdapat lima nilai karakter utama yang menjadi prioritas pengembangan gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yakni religius, nasionalisme, integritas,
kemandirian dan kegotongroyongan.
Masing-masing nilai saling
berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan
pribadi. Hal inilah yang harus senantiasa bersemi di relung hati setiap anak
bangsa agar terwujud sikap hidup rukun, percaya diri, rela berkorban, aktif
dalam kegiatan sosial, tangguh, kreatif serta saling tolong-menolong antar
sesama. Pada akhirnya, masing-masing orang harus memiliki sikap yang bijak dan
bertanggung jawab.
Anggota Komisi A DPRD Prov.Jateng,
Drs. S.T. Sukirno,M.S.,mengatakan," Kami mencoba melakukan segala sesuatu
bukan didasari oleh sifat kejiwaan yang dalam hal ini nantinya berujung pada
perilaku yang mementingkan kepentingan bangsa. Ada ciri khas karakter bangsa.
" Tugas bangsa indonesia jika pembangunan karakter bangsa tidak
berhasil maka orang orang indonesia akan menjadi kuli di negeri sendiri,"
terangnya. saat menjadi nara sumber dalam.prime topic Dialog bersama Parlemen
Jawa Tengah dengan tema " Memperkuat
Karakteter Bangsa " yang disiarkan langsung MNC Trijaya FM diruang Petra
Ballroom Hotel Noormans,jalan Teukun Umar no 27 Kota Semarang,
Rabu(14/10/2020).
Sementara itu Kepala Kesbangpol
Prov.Jateng, Haerudin,SH.MH,menjelaskan," Terkait pendidikan karakter,kita susah memastikan
karakter anak bangsa ini, karena karakter anak bangsa sangat dipengaruhi oleh
lingkungan apakah itu lingkungan pendifikan,lingkungan kerja, lingkungan
pergaulan atau bahkan lingkungan rumah tangga," ucapnya.
" Pembinaan karakter sangat
tergantung juga anak bangsa ini bergaul dengan siapa, belajar melalui apa.
Kalau belajarnya melalui pendidikan pendidikan yang diselenggarakan negara saya
tidak akan meragukannya," terang Haerudin.
Menurutnya pemerintah sudah berupaya
bahwa karakter yang terbangun adalah karaktet pancasila. Karakter anak bangsa
sekarang ini terbangun karena informasi yang begitu kuat masuknya tanpa ada
filter
dan kurangnya pendidikan pancasila.
Terkait karakter kebangsaan
lanjutnya, karakter anak muda sekarang ini sudah mulai luntur, mereka lebih
memilih menggunakan karakter karakter dari luar yang mungkin tidak cocok dengan
budaya kita
," paparnya.
Kepala Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Haerudin,SH.MH.
Pada kesempatan sama Guru Besar
Anthropologi Undip Semarang, Prof.Dr. Mudjahirin Thohir mengungkapkan bahwa,
watak dasar yang dianggap cocok bagi sebuah kebangsaan seperti apa ? dari
sinilah muncul dua istilah yaitu
karakter ideal dan karakter aktual,sedangkan
katakter bangsa ada 3 level atau
dimensi waktu yaitu karakter masa lalu, karakter sekarang dan karakter masa
yang akan datang," ungkapnya.
Pemerhati sosial, Pujo Rahayu Risan (pegang mic)
" Yang dulu misalnya patriotisme
menjadi pijakan pertama, yang sekarang itu dinamis, selalu berkembang
tergantung bagaimana formulasi ideal yang dicita citakan bangsa ini. Lalu ada
konsep konsep yang heterogen selalu ada warna warni, oleh karena itu ada dua
istilah juga yaitu intrinsik dan instrumental," tutup Mudjahir.
# Taufiq W.