Jepara, Lpk
Trankonmasi.com
Jum'at (7/11/2020), dengan
didukung oleh Pemda Kabupaten Jepara dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Jepara, dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional tahun 2020
menggelar pentas Seni Wayang Kulit selama 3 hari yang dimulai dari tanggal 7-9
November 2020, dengan acara lomba dalang bocah, lomba tembang macapat, sarasehan, campur sari, klenengan dan
pertunjukan tari-tarian.
Para Dalang yang
terlibat dalam kegiatan pentas seni wayang kulit antara lain tanggal 7-9
November 2020, dengan acara lomba dalang bocah, lomba tembang macapat, sarasehan, campur sari, klenengan dan
pertunjukan tari-tarian.
Tampil pula dalam pentas seni tersebut yang bertemakan Wayang Kolaburasi yakni gabungan dari seni wayang kulit, wyang sandosa dan wayang wong dengan dalang Ki. Syarif Gondo Carito, S.Pd., Ki. Danar Iswara, Ki. Ranu Bima Surono, Ki. Agung Suryo Laksono, Ki. Pentol Zakariya dan Ki. Faishol Guno Carito, memainkan judul / lakon Prahasta Kumbakarna Gugur.
Pada hari terakhir tanggal
9/11/2020, direncanakan akan menampilkan Wayang Kulit dengan dalang Ki. Dyan
Widyono, S.Pd., dengan mengambi lakon Brubuh Ngalengka
Tujuan
diselenggarakannya pementasan seni wayang kulit dalam memperingati HWN atau
Hari Wayang Nasional 2020, yang telah
disahkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia, hal tersebut disampaikan oleh
Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Jepara, Hendroyono, S.Sn., yang
juga dikenal dengan panggilan Ki. Hendro Suryo Kartiko, saat diminta
tanggapannya terkait dengan, pagelaran di pendopo Kabupaten Jepara.
“Harapan utama PEPADI
dalam peringatan HWN 2020 ini, kepada
semua lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk dapat lebih menghargai
dan "melu handarbeni" terhadap seni budaya tradisi, sehingga geliat
seni pedalangan dapat dirasakan dan diminati generasi tua dan muda, harapan
kedua dimasa pandemi ini, PEPADI dalam pementasan dalang dapat diberikan
kelonggaran jam tayang pentas, agar alur cerita wayang dapat dinikmati dengan
baik,” imbuhnya.
Ketua PEPADI
menambahkan “Pengaruh Covid-19 pada masa pandemi, khususnya di dunia pedalangan
sangat besar, ibaratnya bernafas dalam ruang hampa, sirkulasi ekonomi dan
kreativitas para pelaku seni pedalangan, yang terdiri dari dalang, waranggono,
pengrawit dan semua pendukung pertunjukan menjadi tersendat. Walaupun ada
kelonggaran pentas, itu pun belum dapat memberikan solusi maksimal, juga bagi
masyarakat pendukung seni pedalangan, dengan waktu pertunjukan singkat, mereka
menjadi malas nanggap karena tidak merasa puas dengan sajian yang digelar alias
" mogol", jadi harapan kami, solusi jitu dari pemerintah, untuk seni
pedalangan ada kebijakan yang sesuai dengan cerita pewayangan atau cerita yang
disajikan oleh dalang, satu paket dalam
tontonan, tuntunan, untuk tatanan bagi penonton,” pungkasnya.
Bantuan dari Pemda
Kabupaten Jepara adalah dukungan secara moril dan materiil, dukungan dalam
bentuk motivasi, fasilitasi ruang pertunjukan dan dana untuk program PEPADI,
baik dalam rangka Hari Wayang Nasional 2020, maupun pertunjukan wayang secara
rutin di masyarakat.
(J Tim)