Memahami Green Inflation, Dampak Ekonomi dan Lingkungan dari Kebijakan Hijau

Gibran Rakabumuing Raka soroti Green Inflation pada debat Cawapres ke-4 - www.lpktrankonmasi.id


lpktrankonmasi.id ,- Pada debat cawapres yang ke-4 Gibran Raka Buming Raka Cawapres nomer 02 menyoroti tentang 'Green Inflation' yang bahkan hal itu secara tidak langsung menjadi sorotan publik dikarenakan kata-kata itu jarang bahkan mungkin belum pernah didengar oleh masyarakat umum. 

Lantas apa sih yang dimaksud oleh Gibran apakah ekonomi hijau?

Apakah seperti yang sudah dijawab oleh Mahfud Md pada saat debat menjelaskan 'bahwa inflasi hijau berkaitan dengan ekonomi hijau atau ekonomi sekuler sebuah proses pemanfaatan produk ekonomi pangan diproduksi kemudian dimanfaatkan kemudian direcycle. Jadi tidak dibiarkan menganggu ekologi.

Yuk langsung saja apa sih Green Inflation itu?

Istilah Green Inflation adalah Inflasi Hijau mengarah pada penigkatan nilai mutu barang dan jasa secara ekonomis yang berkaitan dengan upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan keberlangsungan lingkungan.  Seperti pengurangan penggunaan emisi karbon, dan praktek bisnis yang ramah lingkungan.

Hal itu juga mencakup peran pemerintah seperti kebijakan lingkungan, regulasi terkait lingkungan, perubahan dalam permintaan konsumen dalam bisnisaramah lingkungan, dan juga sumber daya alam yang dibutuhkan semakin menipis mengakibatkan peningkatan nilai dan mutu dalam ekonomis.

Green Inflation/Inflasi hijau yang kenaikan harga itu disebabkan oleh faktor-faktor tersebut dapat berdampak pada keadaan lingkungan hidup seperti kelangsungan biaya hidup masyarakat, pola konsumsi masyarakat, serta memengaruhi kebijakan pemerintah dan strategi bisnis perusahaan dalam merespon regulasi yang semakin meningkat agar ramah lingkungan. Jadi "Green Inflation merujuk pada pengaruh faktor-faktor utama dari lingkungan terhadap tingkat inflasi dalam suatu perekonomian.

Dilansir dari Euronews, Green Inflation adalah kenaikan harga barang akibat kebijakan lingkungan yang dibuat demi mengusung transisi ke energi hijau atau bisa dibilang ramah lingkungan.

Secara umum dalam dunia pasar, inflasi hijau (green inflation) yaitu kontribusi kebijakan lingkungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap biaya penyediaan barang dan jasa yang diteruskan melalui rantai pasokan ke harga konsumen. Saat pemerintah terus menggaungkan perubahan transisi energi ke energi terbarukan, akan ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga.

Pada dasarnya, Greenflation itu sendiri merupakan istilah naiknya harga barang-barang ramah lingkungan akibat tingginya permintaan terhadap bahan bakunya, namun pasokannya tak mencukupi. Sehingga terjadi inflasi imbas dari transisi energi itu. Seperti sumber daya alam yang ada semakin menipis dikarenakan seringnya penggunaan masyarakat sehingga pasokan sumber daya alam itu berkurang dan akan terjadinya kenaikan nilai mutu dari sumber daya alam tersebut akibat banyaknya permintaan pengguna. 

Juga hal itu akan menyebabkan inflasi yaitu green inflation, Seperti contoh kenaikan harga BBM yang suatu saat nanti akan semakin naik harganya karena peningkatan nilai mutu barang dan permintaan yang banyak juga produksi yang tidak mudah. 

Beberapa solusi mungkin akan bersifat inflasi. Seperti sekarang ini sudah ada beberapa kendaraan listrik, misalnya, lebih mahal dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran internal namun penggunaan barang produksi ini merupakan produk yang ramah lingkungan dan sehingga sumber daya alam yang ada seperti bahan bakar BBM bisa dialokasikan untuk kegiatan produksi yang lain. Namun kendaraan listrik relatif mengalami penurunan paling besar dan hal ini juga berlaku pada berbagai teknologi terbarukan, seperti fotovoltaik tenaga surya.

Seperti perusahaan yang melakukan produksi juga harus berkordinasi dengan pemerintah agar ketika kebijakan tersebut diresmikan maka tidak akan terjadi inflasi. Faktanya ada beberapa kebijakan dan ketentuan yang dapat mempengaruhi inflasi.

Bisnis yang banyak menggunakan komoditas dan bahan bakar fosil berjalan dengan baik karena kenaikan biaya produksi lebih lambat dibandingkan kenaikan harga, sehingga berdampak baik bagi pendapatan dan penilaian.


Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion