Pemalang/Jateng (18/03/2020) - Pembinaan Mental Spiritual adalah usaha untuk
memperbaiki dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang
melalui bimbingan mental atau jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang sehat,
akhlak yang terpuji dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan baik dalam
bermasyarakat maupun bernegara, seperti apa yang dicanangkan dalam program
pemerintah dewasa ini yakni pembangunan SDM yang berkarakter melalui Pendidikan
karakter bangsa.
Dalam ajaran agama Islam menekankan kehidupan yang seimbang
baik jasmani maupun rohani dan kehidupan dunia dan akhirat, sebagaimana doa
yang sering disebut doa sapu jagat " Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami
kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, dan jagalah kami
dari siksa api neraka "( Q.S. Al Baqarah : 2:201)
Di era jaman modern ini dimana kemajuan sains dan teknologi
yang semakin canggih pandangan mental spiritual yang diajarkan oleh agama
dianggap sebagai suatu dampak yang membawa kemunduran, agama hanyalah candu
bagi masyarakat dan sebagai penghibur bagi orang-orang yang tidak mampu
bersaing dan sebagainya.
Namun kenyataannya telah terbuktikan bahwa pandangan hidup
yang meninggalkan agama itu gagal, tidak mampu mencegah dekadansi moral,
kerusakan lingkungan, ekonomi kapitalistik, monopoli, prostitusi,
penyalahgunaan teknologi informasi dan sebagainya. Pada kenyataannya setelah
mereka raih kehidupan yang bergelimang materi ternyata mengalami kesepian,
pribadi yang tidak percaya diri, kehidupan yang rapuh, cemas, galau, stress dan
tidak siap menghadapi kehidupan nyata dan ketika menghadapi problema hidup
mereka pergi ke tempat-tempat hiburan, minum minuman keras, narkoba, bahkan
sampai mungkin ada yang bunuh diri karena tidak sanggup menyangga problema
hidupnya.
Hal ini lah yang mendorong kepedulian bagi Ustad Sidqon Hafid
sebagai pendiri Majelis Ta'lim Samudra Istighfar yang beralamat Perumahan
Sampit No. 1 di Jalan Perkutut Pelutan
Pemalang.
Dalam wawancara dengan awak Media Ustad Sidqon Hafid
menyampaikan bahwa, majelis yang awalnya berdiri dari atas saran teman-teman
yang berlatar belakang hidupnya masih hitam yang kemudian dengan sadar yang
tulus ingin memperbaiki diri (taubat) secara bersama, hal itu mendorong adanya
kegiatan pertemuan secara rutin yang bisa untuk berdiskusi dan beribadah agar
menjadikan akhlak yang baik, dimana akhlak yang baik merupakan iklan yang luar
biasa manakala kita sudah memiliki akhlak yang baik.
“Kemudian dengan mengadakan kegiatan rutin Dzikir Bersama
setiap malam Rabu seminggu sekali di tempat kediaman Ustad Sidqon Hafid dengan
jumlah jamaah selalu bertambah hingga 100 orang lebih dari berbagai wilayah
Kabupaten Pemalang, seperti Kebondalem, Sugihwaras, Wanarejan, Bojongbta dan
sekitarnya" jelasnya
Lebih jauh Ustad Sidqon menyampaikan " Kenapa dinamakan
Samudera Istighfar bahwa ampunan Allah sangat luas dimana dengan memperbanyak
istighfar persoalan keluarga, persoalan hidup apapun akan terselesaikan dengan
Rahmat Allah, siapa saja yang sering memperbanyak istighfar Allah akan
menurunkan hujan Rahmat, hujan kebahagian, hujan barokah, hujan ketenangan,
hujan kerezekian dan sebagainya, itulah yang mendasari Majelis Ta'lim dinamakan
Samudera Istighfar" tegasnya
Sementara itu dalam menyikapi kaitannya wabah pandemi Corona
Ustadz Sidqon Hafid lebih jauh menjelaskan " jadi hal berkaitan wabah
penyakit sudah ada di zaman Rasulullah namanya penyakit Thoun ,ketika wabah
penyakit itu hadir maka warga diisolasikan, selagi kondisi di Pemalang masih aman
maka kegiatan ini masih berjalan kecuali sudah terjadi wabah satu kampung maka
kegiatan dihentikan sementara tegasnya
Diimbuhkan bahwa adanya wabah Corona Majelis Ta'lim ikut
mendoakan agar segera berakhir melalui doa bersama seperti yang dialami di
zaman dulu ketika terjadi wabah penyakit
yang setiap hari ada yang meninggal , Habib Abdurrahman Al Atos menerbitkan
buku dzikir untuk mencegah wabah penyakit yang kemudian kitabnya disebut
Rodzhibul Atos diterbitkan untuk mencegah agar wabah penyakit segera hilang
demikian juga di saat jaman peperangan dimana kaum muslimin untuk dibekali
keyakinan dan kekuatan pada Allah SWT , Habib Abdullah Al Hadat menerbitkan
buku Rodzhibul Adat untuk memberikan kekuatan dalam perang, dan juga di saat
musim paceklik ada dzikir yang kemudian disebut Rathib Satus Sinus ,dinama
Dzikir tersebut untuk memohon agar paceklik segera lepas mendongkrak hasil
produksi sehingga ekonomi berjalan dengan pulih tidak ada yang kelaparan saat
itu , ternya pendahulu kita bahwa apapun penyelesaian itu dengan Doa bahwa
Allah yang memberikan penyakit juga Allah yang mencabutnya" tegasnya..
selanjutnya dalam menyikapi Fatma MUI kaitannya himbauan untuk sholat Jum'at
sementara ini untuk menghindari dari Wabah Corona Ustadz Sidqon menjelaskan " Ndak apa-apa
bisa diganti dengan sholat dhuhur sepanjang wabah tersebut sudah mengenai di
wilayah yang terdampak agar terhindar dari penyakit tersebut " tegas Ustad
Sidqon
Ditambahkan bahwa Majelis Ta'lim Samudra Istighfar sudah
secara legal terbentuk dalam suatu Yayasan yang bernama Yayasan Samudera
Istighfar sehingga dalam perjalanannya dengan visi dan misinya ingin
memperjuangkan anggota Majelis dengan berbagai profesi sesuai bidangnya agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna menciptakan lapangan kerja juga usaha yang
mandiri dimana anggota majelis ada yang memiliki ketrampilan percetakan,
pertukangan, usaha- kecil sektor informal lainya untuk mendukung serta
memperbanyak jamaah agar agar ke depan dapat memiliki tempat riyadoh sendiri,
untuk saat ini juga menyediakan therapi kesehatan becamp dan penangan berbagai
penyakit melalui metode therapi pijit refleksi, akupunktur dan berbagai ramuan
herbal yang diproduksi sendiri dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat
menengah kebawah.
(Ojin)