SEMARANG,
lpktrankonmasi.com
Forum Komunikasi Ormas
Semarang Bersatu (FKSB) kembali mengadakan kegiatan Forum Group Discussion
(FGD) untuk meningkatkan jiwa Nasionalisme pada anggota Ormas dan LSM yang
tergabung dalam FKS, Kamis (30/9/2021)
Lebih kurang 30 Ormas,
LSM dan Media yang diundang hadir antara lain mewakili dari IPNU, IPPNU, Geram,
AWPI, PPI, LBH, PMII, IPI, FKPAI, Hipakad, PPM, PDPM, Ansor, Muslimat, PPM
Semai, PDA, Banser, RI-AK, FKPPI, LCKI, IMM, Persadani, NU, Lindu
Aji, Bankom Kota Semarang dan Aira.
Kegiatan FGD yang di
selenggarakan oleh Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu
(FKSB) dilaksanakan di Hotel Raja jalan Singosari Raya Wonodri – Semarang
Selatan, kegiatan dimulai jam 13.00 WIB sampai selesai. Pada dialog Kebangsaan
kali ini dengan tema “ Menangkal Masuknya Idiologi Lain Guna Mencegah Paham
Radikalisme Dan Intolreransi Di Kalangan Milenial Dalam Rangka Memperkuat
Nilai-nilai Idiologi Pancasila.
Kepada awak media A.M
Jumai Ketua FKSB menerangkan “Nila-nilai luhur dari agama (termasuk dan
terutama Islam) dan budaya yang terintegrasi dalam ideologi negara telah
menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang relatif kokoh. Kokohnya ideologi
Pancasila telah terbukti dengan daya tahannya yang tinggi terhadap segala
gangguan dan ancaman dari waktu ke waktu, sehingga sampai saat ini tetap eksis
sebagai falsafah dan landasan serta sumber dari segala sumber hukum bagi
negara-bangsa Indonesia.”
“Gangguan dan ancaman
terhadap ideologi Pancasila semakin kuat, terlebih pada era gelobalisasi di
mana percaturan dan pergumulan bahkan benturan antar berbagai pemikiran dan
ideologi dunia begitu keras. Hal ini ditandai semakin melemahnya penghayatan
terhadap nilai-nilai Pancasila pada generasi penerus bangsa, karena semakin
banyaknya anak bangsa yang kian tertarik kepada ideologi-ideologi dan budaya
lain yang memang gencar memasarkan dan menjajakan kepada siapa pun melalui
metode dan media yang sangat menarik. Bahkan, kondisi ini juga melanda para
pemimpin bangsa yang mestinya telah memahami sejarah dan dinamika perjuangan
bangsa dan menjiwai-menghayati nilai-nilai ideologi Pancasila.” ungkap
A.M.Jumai
“Saat ini ancaman
terbesar Pancasila, tetapi hampir tidak kentara dan tidak terasa karena sangat
halus sekali serangannya adalah kecenderungan dan gerakan sekularisasi
Pancasila, yang ingin memisahkan bahkan mensterilkan Pancasila dari nilai-nilai
Agama, termasuk di dalamnya adanya upaya membenturkan seolah-olah ada
pertentangan yang hebat antara Pancasila dan Agama (terutama Islam). Dalam
benturan ini muncul dua kutub ekstrem, yang sama-sama tidak menguntungkan bagi
ideologi Pancasila, yaitu kutub anti Pancasila dan kutub anti Islam. Di satu
sisi Pancasila dianggap aturan thoghut, namun di sisi lain Islam dianggap
mengancam Pancasila, tentu kedua-duanya tidak benar baik dalam konteks Islam
maupun Pancasila itu sendiri.” tambah A.M.Juma’i
“Dalam kesempatan ini
kami menghadirkan 3 narasumber yang sangat luar biasa, sangat mumpuni dan
memiliki pengalaman yang sangat luar biasa yaitu dari Nahdlatul Ulama (NU) Prof
Dr H.Syamsul Ma'arif, dari Muhammadiyah Dr.H.Rozihan,SH.M.Ag dan dari Ex Napi
Teroris Yusuf Mahmudi , kami tidak ingin terjebak pada politik praktis dan
menggadaikan Idiologi yang sudah ada ini diganti dengan Idiologi lainnya.”
pungkas Juma’i.
(J Trankonmasi Tim)